Pages

 

Wednesday, November 8, 2017

contoh RPL Bimbingan kelompok berdasarkan POP BK SMK

11 comments
 
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GARUT
Bidang Studi Keahlian Bisnis, Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kesehatan
Jalan Cimanuk No. 309 A Telp (0262) 233316 Garut 44151
Email : smkn1garut@ymail.com homepage : smkn 1 garut.sch.id


RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
SEMESTER (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN 2017-2018

A
Komponen Layanan
Layanan Dasar
B
Bidang Layanan
Sosial
C
Fungsi Layanan
Pengembangan
D
Tujuan
Mempererat jalinan perhabatan yang lebih akrab dengan memperhatikan norma yang berlaku
E
Topik
Empati
F
Sasaran Layanan
Peserta didik kelas XI Analis Kesehatan
G
Metode dan Teknik
Role Play
H
Waktu
1 x 45 menit
I
Media/Alat
Papan nama pemeran, Script drama, memanfaatkan media di kelas
J
Tanggal Pelaksanaan
Selasa, 8 Agustus 2017
K
Sumber Bacaan
http://www.psikoterapis.com?en cara-mengenalkan-empati-pada-anak%2C75
L
Uraian Kegiatan
M
1.    Tahap Awal

a.    Pernyataan tujuan
Konselor menyatakan tujuan bimbingan kelompok agar siswa dapat mengembangkan sikap empati terhadap oranglain.

b.    Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan kelompok
Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan kelompok yaitu :
-          Konselor menjelaskan alur drama yaitu cerita tentang 5 orang sahabat yang sangat erat kemudian salah satu dari mereka mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit, ketika teman yang kecelakaan tersebut ingin dijenguk oleh teman-temannya ternyata empat temannya sulit mendapatkan waktu yang sesuai karena mereka memiliki kesibukan masing-masing, sampai akhirnya teman yang ekcelakaan tersebut meninggal dunia dan tidak sempat dijenguk selama dia sakit.
-          Peserta didik dibagi kelompok menjadi 4 kelompok
-          Masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit untuk menidentifikasi tokoh dalam cerita,  mendiskusikan pembagian peran, setting, alur dan hal-hal yang akan digunakan dalam penampilan drama.

c.    Mengarahkan kegiatan
Konselor melakukan ice breaking dan mempersilahkan peserta didik untuk bersiap melakukan aktifitas bimbingan kelo    mpok

d.   Tahap peralihan


Guru BK menanyakan kalau-kalau ada siswa yang belum mengerti dan memberikan penjelasannya
(Storming)
a.     Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam melaksanakan kegiatan kelompok
b.     Guru BK memberi kesempatan bertanya kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang belum mereka pahami
c.     Guru BK menjelaskan kembali secara singkat tentang tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan kegiatan

Guru BK menyiapkan siswa untuk melakukan komitmen tentang kegiatan yang akan dilakukannya
(Norming)
a.     Guru BK menanyakan kesiapan para pesera untuk melaksanakan tugas
b.     Setelah semua siswapeserta menyatakan siap, kemudian guru BK memulai masuk ke tahap kerja


2.    Tahap Inti/Kerja


Proses/kegiatan yang dialami peserta didik dalam suatu kegiatan bimbingan berdasarkan teknik tertentu
(Eksperientasi)
-          Peserta didik secara berkelompok dalam waktu 5 menit untuk dapat mengidentifikasi tokoh dalam cerita
-          Menentukan siapa yang akan berperan sesuai dengan tokoh yang ada
-          Menentukan skenario cerita
-          Menampilkan drama

Pengungkapan perasaan, pemikiran dan pengalaman tentang aoa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan (refleksi)
1.      Identifikasi
-          Bagaimana perasaan peserta didik saat memerankan perannya masing-masing?
-          Bagaimana perasaan peserta didik saat berdiskusi kelompok?
-          Apakah peserta didik dapat bekerjasama dengan baik?
-          Apakah peserta didik dapat membedakan antara simpati dan empati?
2.      Analisis
-          Apakah peserta didik memahami pentingnya empati?
3.      Generalisasi
-          Bagaimana langkah-langkah anda untuk mengembangkan kemampuan berempati?

3. Tahap Pengakhiran (Terminasi)

Menutup Kegiatan dan Tindak Lanjut
a.       Guru BK memberikan penguatan terhadap aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok
b.      Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan aspek kerjasama
c.       Menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
M
Evaluasi


1.      Evaluasi Proses
a.       Guru BK terlibat dalam menumbuhkan antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan
b.      Guru BK membangun dinamika kelompok
c.       Guru BK memberikan penguatan dalam membuat langkah yang akan dilakukannya

2.      Evaluasi Hasil
a.       Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengalaman konseli dalam bimbingan kelompok
b.      Mengamati perubahan perilaku peserta setelah bimbingan kelompok
c.       Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru BK

Materi

Dunia yang semakin global dan ekonomi pasar yang penuh dengan persaingan ketat membuat tenggang rasa dan empati sosial masyarakat semakin rendah. Itu kenapa seringkali terjadi konflik sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat mencegah meluasnya dan meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah mensosialisasikan rasa empati sejak dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang mampu membentengi patologi sosial yang terus menggejala khususnya masyarakat Indonesia.
Secara naluriah anak sudah mengembangkan empati sejak bayi. Awalnya empati yang dimiliki sangat sederhana, yakni empati emosi. Misalnya pada usia 0-1 tahun, bayi bisa menangis hanya karena mendengar bayi lain menangis, barulah di usia 1-2 tahun, anak menyadari kalau kesusahan temannya bukanlah kesusahan yang mesti ditanggung sendiri. Walaupun demikian, rasa empati pada anak harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya.
Banyak segi positif bila kita mengajarkan anak berempati. Mereka tidak akan agresif dan senang membantu orang lain. Selain itu empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Empati berarti menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa empati adalah keharusan seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan seseorang. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib menduplikasikan rasa empati kepada anak-anaknya. Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah kemampuan kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati, individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi. Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.
Kemampuan empati harus selalu di latih atau di asah sejak dini. Bahkan, meskipun usia seseorang telah beranjak dewasa, harus tetap melatih empati. Ada beberapa langkah yang di lakukan agar kemampuan empati kita terbentuk antara lain :
1.        Rekam semua emosi pribadi
Setiap orang pernah mengalami perasaan positif maupun negatif, misalnya sedih, senang, bahagia, kecewa dan lain sebagainya. Pengalaman pengalaman tersebut apabila kita catat atau rekam akan membantu kita memahami perasaan yang sama saat kondisi tertentu menjumpai kita kembali. Di samping itu ketika kita mengetahui perasaan tersebut sedang di alami seseorang/orang lain, kita dapat memahami kondisi tersebut sehingga kita dapat memperlakukannya sesuai dengan apa yang di harapkannya. Cara mencatat atau merekamnya dapat berupa tulisan atau sekedar mengingat ingat dalam alam sadar kita.
Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih spesifik, sebagai berikut :
a.       Membangkitkan kesadaran dan perbendaharaan ungkapan emosi
b.      Meningkatkan kepekaan terhadap perasaan orang lain
c.       Membantu memahami perspektif orang lain selain dari sudut pandangnya sendiri

2.        Perhatikan lingkungan luar ( orang lain )
Memperhatikan lingkungan luar atau orang lain akan memberikan banyak informasi tentang kondisi orang di sekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk di jadikan panduan dalam mengambil pilihan prilaku tertentu. Informasi ini juga dapat di jadikan pembanding dengan diri kita tentang apa yang sedang terjadi, sehingga kita dapat mengetahui apakah perasaan dan prilaku kita sudah sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Memperhatikan orang lain merupakan ketrampilan tersendiri yang tidak semua orang menyukainya. Memperhatikan tidak sekedar melihat orang perorang tetapi juga mencoba menghilangkan perasaan perasaan subyektif kita saat memperhatikan, sehingga akan muncul keinginan untuk mendalami perasaan orang yang kita lihat tersebut.

3.        Dengarkan curhat orang lain
Mendengarkan adalah sebuah kemampuan penting yang sering di butuhkan untuk memahami masalah atau mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap permasalahan yang sedang di hadapi oleh orang lain. Kemampuan mendengarkan juga harus dilatih agar memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita. Syarat yang di butuhkan untuk dapat mendengarkan adalah menghilangkan atau meminimalkan perasaan negatif atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran dengar. Di samping itu juga perlu adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk orang lain, khususnya dengan memberikqan kesempatan orang lain untuk berbicara yang dia inginkan tanpa kita potong sebelum selesai pembicaraannya. Mendengar keluh kesah atau cerita gembira orang lain akan mampu memberikan pengalamanlain dalam suasana hati kita. Mendengarkan cerita sedih akan mampu mebawa kita ke dalam suasana hati orang lain yang sedang  bersedih dan dapat membangkitkan keinginan untuk memahami masalah dan  atau perasaan orang tersebut. Begitu pula perasaan yang lain. Semakin banyak cerita, masalah dan ungkapan perasaan yang kita dengarkan akan membuat kita semakin kaya dengan pengalaman tersebut dan pada akhirnya semakin mengetahui bagaimana cara memahami orang lain atau perasaanya.

4.        Bayangkan apa yang sedang di rasakan orang lain dan akibatnya untuk diri kita
Membayangkan sebuah kejadian yang di alami orang lain akan menarik diri kita ke dalam sebuah situasi yang hampir sama dengan yang di alami orang tersebut. Refleksi keadaan orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang  di alami orang tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional. Membayangkan sebuah kondisi tersebut dapat lebih mudah manakala kita pernah mengalami perasaan atau kondisi yang sama. Seseorang yang sering membayangkan apa yang di alami atau di rasakan orang lain dan akibat yang akan di timbulkan manakala hal tersebut terjadi pada diri kita saat kejadian atau setelah kejadian akan memudahkan kita merasakan suasana emosi seseorang manakala melihat kejadian kejadian yang berkaitan dengan situasi penuh dengan emosi emosi tertentu.

5.        Lakukan Bantuan Secepatnya
Memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang orang yang membutuhkan dapat membangkitkan kemampuan empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan sekitar yang membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk empati. Bantuan yang kita berikan tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama tetapi kita berusaha memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan orang orang yang membutuhkan. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus keadaan emosi kita untuk melihat lebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan dan semakin sering kita memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita mengembangkan kemampuan empati kepada orang lain.

Ada beberapa manfaat yang dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial manakala kita mempunyai kemampuan berempati, di antaranya :

1.      Menghilangkan sikap egois
Orang yang telah mampu mengembangkan kemampuan empati dapat menghilangkan sikap egois (mementingkan diri sendiri). Ketika kita dapat merasakan apa yang di rasakan orang lain, memasuki pola pikir orang lain dan memahami prilaku orang tersebut, maka kita tidak akan berbicara dan berprilaku hanya untuk kepentingan diri kita tetapi kita akan berusaha berbicara, berpikir dan berprilaku yang dapat di terima juga oleh orang lain serta akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. Kita akan berhati hati dalam mengembangkan sikap dan prilaku kita sehari hari, khususnya jika kita berada pada kondisi yang membutuhkan pertolongan kita.

2.      Menghilangkan kesombongan
Salah satu cara mengembangkan empati adalah membayangkan apa yang terjadi pada orang lain akan terjadi pula pada diri kita. Manakala kita membayangkan kondisi tersebut maka kita akan terhindar dari kesombongan atau tinggi hati karena apapun akan bisa terjadi pada diri kita jika tuhan menghendaki. Kita tidak akan merendahkan orang lain karena kita telah mengetahui perasaan dan memahami apa yang sebenarnya terjadi, sehingga orang yang memiliki kemampuan empati akan cenderung memiliki jiwa rendah hati dan senantiasa memahami kehidupan ini dengan baik.

3.      Mengembangkan kemampuan evaluasi dan kontrol diri
Pada dasarnya empati adalah suatu usaha kita untuk melakukan evaluasi diri sekaligus mengembangkan kontrol diri yang positif. Kemampuan melihat diri orang lain baik perasaan, pikiran maupun perilakunya merupakan bagian dari bagaimana kita merefleksikan keadaan tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan ini maka kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan akhirnya kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan senantiasa berhati hati dalam melakukan perbuatan atau memahami lingkungan sekitar kita..

Akhirnya kita akan bisa dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakteristik kemampuan empati, jika memiliki beberapa syarat berikut :
a.       Melibatkan proses pikir secara utuh dengan segala macam resiko perbedaan pendapat, rasa,  bahkan kemungkinan konflik. Melalui pengolahan terus menerus maka individu bisa mengenal status perasaannnya, lalu kuat berempati dan kemudian memanfaatkan emosinya dalam kehidupan kerja
b.      Mampu bertindak seperti : Mampu menerima sudut pandang orang lain
Individu mampu membedakan antara apa yang di katakan atau di lakukan orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif seseorang, kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia mampu memberikan perlakuan dengan cara yang tepat
c.       Memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain
Individu mampu mengidentifikai perasaan perasaan orang lain dan peka terhadap hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang di tampakkan, misalnya nada bicara, gerak gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering di asah akan dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar pengakuan saja.
d.      Mampu mendengarkan orang lain
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang perlu di miliki untuk mengasah kemampuan empati. Sikap mau mendengar memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap perasaan orang lain dan mampu membangkitkan penerimaan terhadap perbedaan yang terjadi.

Cara Meningkatkan Empati

Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seseorang begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati,yaitu:
1.      Peduli, perhatian dari kita kepada orang lain dalam hal ini adalah komunikan, sejauh mana komunikasi dapat terbentuk sehingga orang lain dapat merasa nyaman karena diperhatikan.
2.      Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan empati yang tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun dokter di rumah sakit tempat perawat mengabdi.
3.      Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah dengan mereka yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah kemampuan empatinya.
4.      Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan melalui pengalaman kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan sesama rekan sekerja maka diharapkan kita akan lebih tangguh dan hebat.

.

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Garut

Guru BP/BK






Drs.  Dadang Johar Arifin, MM
NIP. 196411031993031004
Yayu Resti Purwitasari S.Pd

11 comments:

Unknown said...

terima kasih

Yayu Resti Purwitasari said...

sama sama :)

IWAN D/ SMK GOSKA INFORMATIKA JAKARTA said...

TRIMA KASIH

IWAN D/ SMK GOSKA INFORMATIKA JAKARTA said...

terima kasih

Yantikasari said...

penilaian untuk dramanya ada kak? kalau ada bisa tolong kirim email prisayantika13@gmail.com?

Yayu Resti Purwitasari said...

Untuk evaluasi bisa pakai format evaluasi bimbingan kelompok :)

Yayu Resti Purwitasari said...

Untuk evaluasi bisa pakai format evaluasi bimbingan kelompok :)

patri said...

Terimakasih, atas penjelasan yg luar biasa! Izin copas utk tugas kuliah yah.

patri said...

Terimakasih, penjelasannya luar biasa!
Izin copas untuk tugas kuliah. Jazzakallah

dian.konseling said...

apakah tidak ada tujuan khusus dan tujuan umumnya ?

Unknown said...

Makasih banayak mbak

Post a Comment