Pages

 

Wednesday, March 7, 2012

KONSEP BIMBINGAN, KONSELING DAN INDUSTRI

0 comments


A.    Konsep Bimbingan
Kata bimbingan berasal dari kata guide yang berarti menunjukan, menentukan, mengatur,  atau mengemudikan. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses membantu individu agar berkembang secara optimal. Bimbingan menyangkut upaya memfasilitasi individu (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). (ABKIN, 2008)
Bimbingan adalah proses yang berkesinambungan, artinya bimbingan bukanlah kegiatan yang insidental tetapi diperlukan perencanaan yang matang, analisis kebutuhan individu, harapan dan kondisi lingkungan, disusun dengan melibatkan semua personel, dalam pelaksanaannya memperhatikan fasilitas, tempat dan waktu dan dilakkan dengan penuh tanggung jawab.
            Bimbingan diperntukan bagi semua konseli baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak, remaja, dewasa maupun lansia. Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan daripada penyembuhan sebagai pembekalan untuk jangka panjang, titik berat pelaksanaan layanan bimbingan adalah meraih kesuksesan pada setiap individu, artinya individu tidak hanya dimotivasi dan didorong untuk mempelajari pengetahuan atau berprestasi di sekolah saja tetapi layanan bimbingan hendaknya membantu individu untuk dapat meraih sukses di sekolah dan didalam kehidupannya dalam arti individu tersebut mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitarnya.
            Pada pelaksanaan bimbingan dilakukan melalui ragam jenis bimbingan yaitu :
1.      Layanan Dasar
Layanan dasar bimbingan diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dnegan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembanggan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. (ABKIN, 2008) Layanan yang diberikan melaui strategi bimbingan klasikan dan dinamika kelompok.
2.      Layanan responsif
Merupakan pemberian bantuan yang bertujuan untuk membantu individu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangan penting oleh siswa saat ini. Layanan ini bersifat kuratif preventif atau mngkin kuratif. Strategi yang dilakukan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi.
3.      Layanan perencanaan individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. (ABKIN 2008). Teknik yang digunakan yaitu konsultasi dan konseling.
4.      Layanan dukungan sistem
Layanan dukungan sistem yaitu kegiatan-kegiatan manajemen yang ebrtujuan untuk menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh, melalui penggembangan profesional, hubungan masyarakat yang lebih luas, manajeman program, penelitian dan pengembangan.

B.     Konsep Konseling
Konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya (Nurihsan 2006).
Konseling hanya dapat dilakukan oleh ahli seperti konselor, psikolog, psikiater dan social worker, Petterson menjelaskan bahwa konseling merupakan proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang konselor dengan konseli dengan menggunakan metode-metode prikologis atas dasar pengetahuan yang sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental konseli (Petterson, 1959).
Konseling adalah keterampilan dan pengetahuan dan membangun hubungan agar orang merasa aman, nyaman, terbantu dan melakukan perubahan.  
Langkah-langkah konseling
1.      Attending
Attending merupakan awal dari proses konseling, yaitu menunjukan kehadiran secara penuh dengan tujuan melibatkan konseli dalam proses konseling yang terdiri dari mempersiapkan (penataan ruangan, merancang bantuan, memberikan informasi), positioning (jarak dengan konseli, kecondongan, kontak mata), mengamati (tingkatan intellektualitas, energi dan perasaan konseli), dan mendengarkan.
2.      Responding
Responding adalah langkah kedua setelah attending yaitu kegiatan merespon atau menanggapi konseli, dimana konselor mampu megartikulasikan pengalaman dan alasan dari perasaan konseli, serta mampu membahasakan isi dan ekspresi dari perasaan konseli, dalam responding konselor mulai membangun proses bantuan, mengeksplorasi hubungan dengan dunia, memasuki bingkai refferensi konseli, mengkomunikasikan apa yang didengarkan, meneguhkan eksplorasi konseli sebagai dasar untuk memfasilitasi pemahaman, memiliki keterampilan untuk memahami dimensi-dimensi dalam pengalaman konseli dan mengkomunikasikan yang telah diketahui konselor secara akurat. Merespon konseli terdiri dari tiga respon yaitu respon terhadap isi yaitu mengklarifikasi pengalaman konseli, respon terhadap perasaan yaitu mengklarifikasi akibat yang berkenaan dengan pengalaman dan respon terhadap makna yaitu memberi alasan terhadap suatu perasaan, dalam proses konseli ciptakanlah kondisi empati, kasih sayang tanpa syarat, perlakuan yang tulus, konselor tidak membagi pengalamannya, tidak menunjukan kepalsuan dan menekankan kekhususan.
3.      Personalizing
Personalizing atau personalisasi adalah dimensi paling kritis dalam suatu perubahan. Proses ini kritis karena menekankan pada internalisasi tanggung jawab konseli atas masalahnya. personalisasi mencakup mempersonalisasikan makna atau implikasi respon terhadap suatu pemaknaan. Konselor ditutut untuk mampu melakukan pendalaman terhadap hal-hal yang di ekpresikan konseli dengan menambahkan secara tepat pemahamn-pemahamannya terhadap materi-materi yang disajukan konseli, dengan memungkinkan konslei memahami tujuan yang ingin dia capai dan apa yang menjadi kebutuhannya berkenaan dengan situasinya yang terdiri dari meletakan dasar bagi pertukaran tanggapan, personalisasi atri atau maksud masalah, perasaan dan tujuan.
4.      Initiating
Initiating atau inisiasi adalah kluminasi dari pemberian bantuan menekankan pada memfasilitasi konseli untuk bertindak dalam mencapai tujuannya, dalam tahap ini terdiri dari merumuskan dan memperinci apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan konseli, menetapkan kapan kegiatan itu akan dilakukan, menetapkan kapan koselor mengetahui bahwa konseli telah melakukan kegiatan yang telah dirumuskan dan menentukan kapan konselor akan bertemu lagi dengan konseli.

C.    Setting Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Adanya bimbingan dan konseling di dunia industri disebabkan karena, dari penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui bahwa kondisi sosial dan psikologis dari lingkungan kerja secara potensial memiliki arti yang lebih penting dari pada kondisi kerja fisik.
Kondisi sosial dan psikologis yang mempengaruhi tersebut antara lain:
1.      Kelompok-kelompok informal antara pekerja
2.      Sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya
3.      Komunikasi antar tenaga kerja
Dari beberapa kondisi di atas, manfaat adanya bimbingan dan konseling industri sangat diperlukan, seperti: dapat meningkatkan efisiensi, motivasi dan kepuasan para pekerja. Selain itu, dapat juga bermanfaat untuk meneliti dan menganalisis perilaku manusia sebagai konsumen.
Kerja merupakan wadah aktualisasi diri dari orang dewasa, yang mempunyai dunia dengan dua warna dominan, yakni cinta dan pekerjaan (to love and to work, Lieben und Arbeiten). Dalam pada itu masalah merupakan hal yang akrab dalam proses perkembangan diri, termasuk pula dalam lingkup kerja.
Kondisi kerja masyarakat modern yang dirasakan makin memberikan stress menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental untuk menanganinya. Diperlukan perhatian terhadap kesejahteraan fisik dan mental karyawan, yang pada akhirnya akan mengarah pada produktivitas yang lebih tinggi dan perolehan profit yang lebih besar bagi perusahaan, sekaligus sebagai wujud tanggung jawab perusahaan secara hukum dan etika. Bagi karyawan sendiri tercapainya kesejahteraan fisik dan mental merupakan salah satu hal yang diinginkan dalam hidupnya. Maka jasa konseling merupakan salah satu penawaran sebagai tindakan pencegahan atau antisipasi resiko dari stress kerja.

Cooper (1995) membagi alasan pemilik perusahaan mengadakan konseling di organisasi menjadi 3 kategori, yakni:
1.      Sebagai fasilitas pelayanan kesejahteraan
2.      Sebagai sarana untuk menolong klien menghadapi perubahan situasi kerja
3.      Sebagai alat untuk mengatasi stress

REFFERENSI

Godam (2006). Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di Indonesia - Perekonomian Bisnis. [online]. Tersedia di : http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_bisnis. [6 Februari 2012]

Nurihsan, Juntika (2006). Bimbingan dan konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : REFLIKA ADITAMA

ABKIN (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Departeman Pendidikan Nasional

0 comments:

Post a Comment