|
PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GARUT
Bidang
Studi Keahlian Bisnis, Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kesehatan
Jalan
Cimanuk No. 309 A Telp (0262) 233316 Garut 44151
|
|
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN
KELOMPOK
SEMESTER
(GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN 2017-2018
A
|
Komponen Layanan
|
Layanan Dasar
|
B
|
Bidang Layanan
|
Sosial
|
C
|
Fungsi Layanan
|
Pengembangan
|
D
|
Tujuan
|
Mempererat jalinan perhabatan yang lebih akrab dengan
memperhatikan norma yang berlaku
|
E
|
Topik
|
Empati
|
F
|
Sasaran Layanan
|
Peserta didik kelas XI Analis Kesehatan
|
G
|
Metode dan Teknik
|
Role
Play
|
H
|
Waktu
|
1 x 45 menit
|
I
|
Media/Alat
|
Papan nama pemeran, Script
drama, memanfaatkan media di kelas
|
J
|
Tanggal Pelaksanaan
|
Selasa, 8 Agustus 2017
|
K
|
Sumber Bacaan
|
http://www.psikoterapis.com?en
cara-mengenalkan-empati-pada-anak%2C75
|
L
|
Uraian Kegiatan
|
|
M
|
1.
Tahap Awal
|
|
|
a.
Pernyataan tujuan
|
Konselor menyatakan tujuan bimbingan kelompok agar
siswa dapat mengembangkan sikap empati terhadap oranglain.
|
|
b.
Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan
kelompok
|
Konselor menjelaskan langkah-langkah kegiatan kelompok
yaitu :
-
Konselor menjelaskan alur drama yaitu cerita
tentang 5 orang sahabat yang sangat erat kemudian salah satu dari mereka
mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit, ketika teman yang
kecelakaan tersebut ingin dijenguk oleh teman-temannya ternyata empat
temannya sulit mendapatkan waktu yang sesuai karena mereka memiliki kesibukan
masing-masing, sampai akhirnya teman yang ekcelakaan tersebut meninggal dunia
dan tidak sempat dijenguk selama dia sakit.
-
Peserta didik dibagi kelompok menjadi 4 kelompok
-
Masing-masing kelompok diberi waktu 5 menit
untuk menidentifikasi tokoh dalam cerita,
mendiskusikan pembagian peran, setting, alur dan hal-hal yang akan
digunakan dalam penampilan drama.
|
|
c.
Mengarahkan kegiatan
|
Konselor melakukan ice
breaking dan mempersilahkan peserta didik untuk bersiap melakukan
aktifitas bimbingan kelo mpok
|
|
d.
Tahap peralihan
|
|
|
Guru BK menanyakan kalau-kalau ada siswa yang belum
mengerti dan memberikan penjelasannya
(Storming)
|
a.
Guru BK menanyakan kesiapan kelompok dalam
melaksanakan kegiatan kelompok
b.
Guru BK memberi kesempatan bertanya kepada
setiap kelompok tentang hal-hal yang belum mereka pahami
c.
Guru BK menjelaskan kembali secara singkat
tentang tugas dan tanggung jawab peserta dalam melakukan kegiatan
|
|
Guru BK menyiapkan siswa untuk melakukan komitmen
tentang kegiatan yang akan dilakukannya
(Norming)
|
a.
Guru BK menanyakan kesiapan para pesera untuk
melaksanakan tugas
b.
Setelah semua siswapeserta menyatakan siap,
kemudian guru BK memulai masuk ke tahap kerja
|
|
2.
Tahap Inti/Kerja
|
|
|
Proses/kegiatan yang dialami peserta didik dalam suatu
kegiatan bimbingan berdasarkan teknik tertentu
(Eksperientasi)
|
-
Peserta didik secara berkelompok dalam waktu 5
menit untuk dapat mengidentifikasi tokoh dalam cerita
-
Menentukan siapa yang akan berperan sesuai
dengan tokoh yang ada
-
Menentukan skenario cerita
-
Menampilkan drama
|
|
Pengungkapan perasaan, pemikiran dan pengalaman tentang
aoa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan (refleksi)
|
1.
Identifikasi
-
Bagaimana perasaan peserta didik saat memerankan
perannya masing-masing?
-
Bagaimana perasaan peserta didik saat berdiskusi
kelompok?
-
Apakah peserta didik dapat bekerjasama dengan
baik?
-
Apakah peserta didik dapat membedakan antara
simpati dan empati?
2.
Analisis
-
Apakah peserta didik memahami pentingnya empati?
3.
Generalisasi
-
Bagaimana langkah-langkah anda untuk
mengembangkan kemampuan berempati?
|
|
3. Tahap Pengakhiran (Terminasi)
|
|
|
Menutup Kegiatan dan Tindak Lanjut
|
a.
Guru BK memberikan penguatan terhadap
aspek-aspek yang ditemukan oleh peserta dalam suatu kerja kelompok
b.
Merencanakan tindak lanjut, yaitu mengembangkan
aspek kerjasama
c.
Menutup kegiatan layanan secara simpatik (Framming)
|
M
|
Evaluasi
|
|
|
1.
Evaluasi Proses
|
a.
Guru BK terlibat dalam menumbuhkan antusiasme
peserta dalam mengikuti kegiatan
b.
Guru BK membangun dinamika kelompok
c.
Guru BK memberikan penguatan dalam membuat
langkah yang akan dilakukannya
|
|
2.
Evaluasi Hasil
|
a.
Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman konseli dalam bimbingan kelompok
b.
Mengamati perubahan perilaku peserta setelah
bimbingan kelompok
c.
Konseli mengisi instrumen penilaian dari guru BK
|
Materi
Dunia yang semakin global
dan ekonomi pasar yang penuh dengan persaingan ketat membuat tenggang rasa dan
empati sosial masyarakat semakin rendah. Itu kenapa seringkali terjadi konflik
sosial di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat mencegah meluasnya dan
meminimalkan dampak negatif dari globalisasi adalah mensosialisasikan rasa
empati sejak dini. Keluarga adalah struktur sosial terkecil yang mampu
membentengi patologi sosial yang terus menggejala khususnya masyarakat
Indonesia.
Secara naluriah anak sudah
mengembangkan empati sejak bayi. Awalnya empati yang dimiliki sangat sederhana,
yakni empati emosi. Misalnya pada usia 0-1 tahun, bayi bisa menangis hanya
karena mendengar bayi lain menangis, barulah di usia 1-2 tahun, anak menyadari
kalau kesusahan temannya bukanlah kesusahan yang mesti ditanggung sendiri.
Walaupun demikian, rasa empati pada anak harus diasah. Bila dibiarkan rasa
empati tersebut sedikit demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya
hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya.
Banyak segi positif bila
kita mengajarkan anak berempati. Mereka tidak akan agresif dan senang membantu
orang lain. Selain itu empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang
lain, tak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang,
memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu. Empati berarti menempatkan
diri seolah-olah menjadi seperti orang lain. Mempunyai rasa empati adalah
keharusan seorang manusia, karena di sanalah terletak nilai kemanusiaan
seseorang. Oleh karena itu, setiap orang tua wajib menduplikasikan rasa empati
kepada anak-anaknya. Menurut Ubaydillah (2005) empati adalah kemampuan kita
dalam menyelami perasaan orang lain tanpa harus tenggelam di dalamnya. Empati
adalah kemampuan kita dalam mendengarkan perasaan orang lain tanpa harus larut.
Empati adalah kemampuan
kita dalam meresponi keinginan orang lain yang tak terucap. Kemampuan ini
dipandang sebagai kunci menaikkan intensitas dan kedalaman hubungan kita dengan
orang lain (connecting with). Selain itu Empati merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan coba memahami suatu
permasalahan dari sudut pandang atau perasaan lawan bicara. Melalui empati,
individu akan mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu
permasalahan. Memahami orang lain akan mendorong antar individu saling berbagi.
Empati merupakan kunci pengembangan leadership dalam diri individu.
Kemampuan empati harus
selalu di latih atau di asah sejak dini. Bahkan, meskipun usia seseorang telah
beranjak dewasa, harus tetap melatih empati. Ada beberapa langkah yang di
lakukan agar kemampuan empati kita terbentuk antara lain :
1.
Rekam semua emosi pribadi
Setiap orang pernah
mengalami perasaan positif maupun negatif, misalnya sedih, senang, bahagia,
kecewa dan lain sebagainya. Pengalaman pengalaman tersebut apabila kita catat
atau rekam akan membantu kita memahami perasaan yang sama saat kondisi tertentu
menjumpai kita kembali. Di samping itu ketika kita mengetahui perasaan tersebut
sedang di alami seseorang/orang lain, kita dapat memahami kondisi tersebut
sehingga kita dapat memperlakukannya sesuai dengan apa yang di harapkannya.
Cara mencatat atau merekamnya dapat berupa tulisan atau sekedar mengingat ingat
dalam alam sadar kita.
Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih spesifik, sebagai berikut :
Untuk menyempurnakan langkah di atas, ada baiknya memperhatikan cara lebih spesifik, sebagai berikut :
a. Membangkitkan kesadaran
dan perbendaharaan ungkapan emosi
b. Meningkatkan kepekaan
terhadap perasaan orang lain
c. Membantu memahami
perspektif orang lain selain dari sudut pandangnya sendiri
2.
Perhatikan lingkungan luar ( orang lain )
Memperhatikan lingkungan
luar atau orang lain akan memberikan banyak informasi tentang kondisi orang di
sekitar kita. Informasi ini sangat penting untuk di jadikan panduan dalam
mengambil pilihan prilaku tertentu. Informasi ini juga dapat di jadikan
pembanding dengan diri kita tentang apa yang sedang terjadi, sehingga kita
dapat mengetahui apakah perasaan dan prilaku kita sudah sesuai dengan
lingkungan sekitarnya. Memperhatikan orang lain merupakan ketrampilan
tersendiri yang tidak semua orang menyukainya. Memperhatikan tidak sekedar
melihat orang perorang tetapi juga mencoba menghilangkan perasaan perasaan
subyektif kita saat memperhatikan, sehingga akan muncul keinginan untuk
mendalami perasaan orang yang kita lihat tersebut.
3.
Dengarkan curhat orang lain
Mendengarkan adalah sebuah
kemampuan penting yang sering di butuhkan untuk memahami masalah atau
mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terhadap permasalahan yang sedang di
hadapi oleh orang lain. Kemampuan mendengarkan juga harus dilatih agar
memberikan dampak yang positif dalam interaksi sosial kita. Syarat yang di
butuhkan untuk dapat mendengarkan adalah menghilangkan atau meminimalkan
perasaan negatif atau prasangka terhadap obyek yang menjadi sasaran dengar. Di
samping itu juga perlu adanya kemauan untuk membuka diri kita untuk orang lain,
khususnya dengan memberikqan kesempatan orang lain untuk berbicara yang dia
inginkan tanpa kita potong sebelum selesai pembicaraannya. Mendengar keluh
kesah atau cerita gembira orang lain akan mampu memberikan pengalamanlain dalam
suasana hati kita. Mendengarkan cerita sedih akan mampu mebawa kita ke dalam
suasana hati orang lain yang sedang bersedih dan dapat membangkitkan
keinginan untuk memahami masalah dan atau perasaan orang tersebut. Begitu
pula perasaan yang lain. Semakin banyak cerita, masalah dan ungkapan perasaan
yang kita dengarkan akan membuat kita semakin kaya dengan pengalaman tersebut
dan pada akhirnya semakin mengetahui bagaimana cara memahami orang lain atau
perasaanya.
4.
Bayangkan apa yang sedang di rasakan orang lain dan akibatnya
untuk diri kita
Membayangkan sebuah
kejadian yang di alami orang lain akan menarik diri kita ke dalam sebuah
situasi yang hampir sama dengan yang di alami orang tersebut. Refleksi keadaan
orang lain dapat membuat kita merasakan apa yang sedang di alami orang
tersebut dan mampu membangkitkan suasana emosional. Membayangkan sebuah kondisi
tersebut dapat lebih mudah manakala kita pernah mengalami perasaan atau kondisi
yang sama. Seseorang yang sering membayangkan apa yang di alami atau di rasakan
orang lain dan akibat yang akan di timbulkan manakala hal tersebut terjadi pada
diri kita saat kejadian atau setelah kejadian akan memudahkan kita merasakan
suasana emosi seseorang manakala melihat kejadian kejadian yang berkaitan
dengan situasi penuh dengan emosi emosi tertentu.
5.
Lakukan Bantuan Secepatnya
Memberikan bantuan atau
pertolongan kepada orang orang yang membutuhkan dapat membangkitkan kemampuan
empati. Respon yang cepat terhadap situasi di lingkungan sekitar yang
membutuhkan bantuan akan melatih kemampuan kita untuk empati. Bantuan yang kita
berikan tidak perlu menunggu waktu yang lebih lama tetapi kita berusaha
memberikan segenap kemampuan kita saat melihat atau menyaksikan orang orang
yang membutuhkan. Pertolongan yang kita berikan akan menstimulus keadaan emosi
kita untuk melihat lebih jauh perasaan orang yang kita beri pertolongan dan
semakin sering kita memberikan respon dengan cepat akan semakin mudah kita
mengembangkan kemampuan empati kepada orang lain.
Ada beberapa manfaat yang
dapat kita temukan dalam kehidupan pribadi dan sosial manakala kita mempunyai
kemampuan berempati, di antaranya :
1. Menghilangkan sikap egois
Orang yang telah mampu
mengembangkan kemampuan empati dapat menghilangkan sikap egois (mementingkan
diri sendiri). Ketika kita dapat merasakan apa yang di rasakan orang lain,
memasuki pola pikir orang lain dan memahami prilaku orang tersebut, maka kita
tidak akan berbicara dan berprilaku hanya untuk kepentingan diri kita tetapi kita
akan berusaha berbicara, berpikir dan berprilaku yang dapat di terima juga oleh
orang lain serta akan mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. Kita akan
berhati hati dalam mengembangkan sikap dan prilaku kita sehari hari, khususnya
jika kita berada pada kondisi yang membutuhkan pertolongan kita.
2. Menghilangkan kesombongan
Salah satu cara
mengembangkan empati adalah membayangkan apa yang terjadi pada orang lain akan
terjadi pula pada diri kita. Manakala kita membayangkan kondisi tersebut maka
kita akan terhindar dari kesombongan atau tinggi hati karena apapun akan bisa
terjadi pada diri kita jika tuhan menghendaki. Kita tidak akan merendahkan
orang lain karena kita telah mengetahui perasaan dan memahami apa yang
sebenarnya terjadi, sehingga orang yang memiliki kemampuan empati akan
cenderung memiliki jiwa rendah hati dan senantiasa memahami kehidupan ini
dengan baik.
3. Mengembangkan kemampuan
evaluasi dan kontrol diri
Pada dasarnya empati
adalah suatu usaha kita untuk melakukan evaluasi diri sekaligus mengembangkan
kontrol diri yang positif. Kemampuan melihat diri orang lain baik perasaan,
pikiran maupun perilakunya merupakan bagian dari bagaimana kita merefleksikan
keadaan tersebut dalam diri kita. Jika kita telah mempunyai kemampuan ini maka
kita telah dapat mengembangkan kemampuan evaluasi diri yang baik dan akhirnya
kita dapat melakukan kontrol diri yang baik artinya kita akan senantiasa
berhati hati dalam melakukan perbuatan atau memahami lingkungan sekitar kita..
Akhirnya kita akan bisa
dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakteristik kemampuan empati, jika
memiliki beberapa syarat berikut :
a. Melibatkan proses pikir
secara utuh dengan segala macam resiko perbedaan pendapat, rasa, bahkan
kemungkinan konflik. Melalui pengolahan terus menerus maka individu bisa
mengenal status perasaannnya, lalu kuat berempati dan kemudian memanfaatkan
emosinya dalam kehidupan kerja
b. Mampu bertindak seperti : Mampu menerima sudut
pandang orang lain
Individu mampu membedakan antara apa yang di katakan atau di lakukan orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif seseorang, kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia mampu memberikan perlakuan dengan cara yang tepat
Individu mampu membedakan antara apa yang di katakan atau di lakukan orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri. Dengan perkembangan aspek kognitif seseorang, kemampuan untuk menerima sudut pandang orang lain dan pemahaman terhadap perasaan orang lain akan lebih lengkap dan akurat sehingga ia mampu memberikan perlakuan dengan cara yang tepat
c. Memiliki kepekaan terhadap
perasaan orang lain
Individu mampu mengidentifikai perasaan perasaan orang lain dan peka terhadap hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang di tampakkan, misalnya nada bicara, gerak gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering di asah akan dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar pengakuan saja.
Individu mampu mengidentifikai perasaan perasaan orang lain dan peka terhadap hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui pesan non verbal yang di tampakkan, misalnya nada bicara, gerak gerik dan ekspresi wajah. Kepekaan yang sering di asah akan dapat membangkitkan reaksi spontan terhadap kondisi orang lain, bukan sekedar pengakuan saja.
d. Mampu mendengarkan orang
lain
Mendengarkan merupakan sebuah keterampilan yang perlu di miliki untuk
mengasah kemampuan empati. Sikap mau mendengar memberikan pemahaman yang lebih
baik terhadap perasaan orang lain dan mampu membangkitkan penerimaan terhadap
perbedaan yang terjadi.
Cara Meningkatkan Empati
Kemampuan empati terkadang
memang tidak dapat langsung muncul dari diri seseorang begitu saja, ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati,yaitu:
1. Peduli, perhatian dari
kita kepada orang lain dalam hal ini adalah komunikan, sejauh mana komunikasi
dapat terbentuk sehingga orang lain dapat merasa nyaman karena diperhatikan.
2. Berguru, dengan belajar
kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan empati yang tinggi,
misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun dokter di rumah sakit tempat
perawat mengabdi.
3. Berlatih, sepandai dan
sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah dengan mereka yang
masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah kemampuan empatinya.
4. Berbagi pengalaman,
ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan melalui pengalaman kita
dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan sesama rekan sekerja
maka diharapkan kita akan lebih tangguh dan hebat.
.
Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Garut |
Guru BP/BK |
|
|
Drs. Dadang
Johar Arifin, MM
NIP. 196411031993031004 |
Yayu Resti Purwitasari S.Pd
|
11 comments:
terima kasih
sama sama :)
TRIMA KASIH
terima kasih
penilaian untuk dramanya ada kak? kalau ada bisa tolong kirim email prisayantika13@gmail.com?
Untuk evaluasi bisa pakai format evaluasi bimbingan kelompok :)
Untuk evaluasi bisa pakai format evaluasi bimbingan kelompok :)
Terimakasih, atas penjelasan yg luar biasa! Izin copas utk tugas kuliah yah.
Terimakasih, penjelasannya luar biasa!
Izin copas untuk tugas kuliah. Jazzakallah
apakah tidak ada tujuan khusus dan tujuan umumnya ?
Makasih banayak mbak
Post a Comment