Pages

 

Friday, April 14, 2023

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

0 comments

 “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Proses pembelajaran tidak sekedar menghafal konsep saja namun proses belajar haruslah bermakna yaitu belajar yang menyenangkan dengan segenap konsep dan informasi yang utuh, dapat dipahami dengan baik dan tidak mudah dilupakan sehingga meningkatkan kemampuan peserta didik

Proses pembelajaran ini merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena hanya dengan pendidikanlah kita mampu untuk menerjemahkan nilai-nilai, gagasan, sikap dan tindakan sosial yang mencerminkan kehidupan yang bermoral dan bermartabat

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~



  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?  Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai filosofi Pratap Triloka (ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani) memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan, tentunya kita harus bisa menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi dengan sebuah keputusan yang  tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang diambil, mengacu kepada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil haruslah berpihak kepada murid.
  2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Setiap manusia memiliki nilai-nilai yang melekat pada dirinya, guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan seyogyanya memiliki kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan berhubungan sosial demi mewujudkan prinsip Tut Wuri Handayani. Penting bagi guru untuk dapat memupuk nilai-nilai positif / kebajikan universal dalam dirinya yang nantinya akan menjiwai setiap keputusan yang diambil. Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sebagai guru tentunya akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip didalam pengambilan keputusan yang tepat dan benar.
  3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Proses coaching bukanlah sekedar berbincang saja, namun coaching adalah proses profesional yang bertujuan oleh karena itu pada pelaksanaannya haruslah berdasarkan ilmu, seperti yang telah dipelajari sebalumnya proses coaching melalui alur TIRTA yaitu dalam pengambilan keputusan tidak boleh dipengaruhi oleh coach namun harus bersumber dari kesadaran dan kemampuan coachee. Masalah yang kita hadapi yang berkaitan dengan bujukan moral atau dilema etika memerlukan pemecahan masalah dengan mengambil keputusan yang tepat bersumber dari nilai-nilai kebajikan melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan
  4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Pembelajaran Sosio-emosional adalah pembelajaran untuk semua orang khususnya guru dan merupakan pembelajaran sepanjang hayat karena akan berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupannya. Dalam menyelesaikan masalah dilema etika hendaknya jangan terjebak dalam kemampuan sosial-emosiaonal yang belum matang, misalnya kurang empati, bawa perasaan, subjektif dll. Hal-hal seperti ini akan berpengaruh kepada pengambilan keputusan, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan
  5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Sebagai seorang pemimpin, guru harus bisa membedakan antara bujukan moral dan dilema etika, tentunya kita sudah mengalami berbagai permasalahan tersebut dan perlu dievaluasi apakah pengambilan keputusan yang dimbil sudah kembali pada nila-nilai kebajikan? Pembahasan studi kasus ini yang berkaitan dengan bujukan moral tentunya sebisa mungkin kita berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan dilema etika tentunya akan mengasah rasa empati, kolaborasi dan mementingkan kepentingn bersama yang bertujuan berpihak pada murid.
  6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pentingnya guru dapat membedakan antara bujukan moral dan dilema etika, mempelajari 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip dan 9 langkah juga pentingya memiliki kompetensi sosial emosional, hal tersebut berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang baik berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang melekat pada individu guru tersebut. Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan yang positif, kondisuf, aman dan nyaman karena bersumber dari pemikiran, perasaan dan tindakan yang tepat. 
  7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 3 Prinsip pengambilan keputusan dilema etika adalah prinsip bebasis hasil akhir, berbasis peraturan dan berbasis rasa peduli. Tantangan yang sering dirasakan adalah pengambilan keputusan yang tergesa-gesa, kurang konsisten dan terlalu cepat, dalam mensosialisasikannyapun tidak merata. Paradigma dulu sebelum berganti pimpinan terlalu mengarah kepada rasa kasihan sehingga berpengaruh terhadap kredibilitas guru dan sekolah sedangnya saat ini keputusan yang diambil berdasarkan 3 prinsip sesuai situasi dan kondisi.
  8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan berdasarkan keberpihakan pada murid adalah agar murid mencapai merdeka belajar, dimana yang lain masih konvensional namun kita berani berbeda. Melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang memandirikan akan mampu memfasilitasi perkembangan murid secara optimal dalam aspek kematangan religi, etika, intelektual, pemahaman diri, sosial, kemandirian perilaku ekonomi, dll. Melalui asesment terlebih dahulu, pembimbingan yang berdiferensiasi dan evaluasi serta tindak lanjut sesuai kebutuhan belajar murid. 
  9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?Segala keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran akan berdampak dan membekas dalam diri murid dalam rentang waktu jangka panjang maupun jangka pendek, hal pertama yang harus dilakukan guru adalah jadilah teladan yang baik sesuai dengan aturan dan kompetensi guru. Pakailah 9 langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai dasar panduan pengambilan keputusan sehingga pengambilan sudah teruji, tepat dan berpihak pada murid. Maka keputusan yang kita ambil tidak boleh merampas kebahagiaan siswa dan juga merampas potensi yang dimiliki siswa. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah apakah keputusan kita sudah Berpihak pada murid, berdasarkan Kebijakan universal dan Bertanggung jawab
  10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir yang dapat saya sampaikan adalah bahwa sebagai pemimpin kita akan dihadapkan pada proses pengambilan keputusan, maka dalam proses pengambilan keputusan ini haruslah secara sadar kita menyadari posisi kita sebagai among dan tujuan kita adalah memerdekakan murid melalui pendidikan yang bermakna. Bujukan moral ataupun dilema etika akan selalu kita jumpai dan hal ini berkaitan dengan hati nurani, oleh karena itu agar tidak menjadi bias maka kita perlu memiliki kompetensi sosio-emosional yang matang dan terlatih., begitupun pada proses coaching, coaching yang baik adalah yang memandang solusi berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan kebenaran.  Untuk mendapat keputusan yang relatif tepat adalah proses panjang namun hasilnya akan mencipkan budaya positif yaitu lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Lingkungan tersebut akan menciptakan murid yang hebat, berkembang sesuai potensinya.
  11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu  Individu vs kelompok,   Kebenaran vs kesetiaan, Keadilan vs belas kasihan, Jangka panjang vs jangka pendek. 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu Berpikir berbasis akhir,  Berpikir berbasis aturan dan  Berpikir berbasis rasa peduli. Terdapat 9 langkah yang ditempuh dalam pengambilan dan pengujian keputusan meliputi; 1) mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, 4) pengujian benar atau salah, 5) pengujian paradigma benar lawan benar, 6) melakukan prinsip resolusi, 7) investigasi opsi trilema, 8) buat keputusan, 9) lihat lagi keputusan dan refleksikan. Hal menurut saya diluar dugaan adalah langkah-langkah ini adalah sebuah panduan, artinya bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Keberhasilan dalam pengambilan keputusan perlu diasah sehingga kita bisa memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berdasar nilai-nilai kebajikan
  12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral, sebelumnya saya merasa takut dan tidak percaya diri oleh karena itu saya selalu melibatkan pimpinan dalam keputusan yang saya ambil, ternyata setelah mempelajari modul ini keputusan tersebut sudah tepat. Dalam modul ini saya mempelajari langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat melalui pengujian sehingga kelak saya bisa mengabil keputusan sendiri dengan percaya diri
  13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Saya tidak menyangka pembelajaran guru penggerak ini akan semendalam ini, saya sangat bersyukur dibekali ilmu mengenai pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, dasar pengambilan keputusan ada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dasar dan 9 langkah-langkah beserta pengujiannya. dampaknya sangat besar banyak ilmu yang saya dapatkan yang akan menyertai saya menjalani profesi saya sebagai guru BK. selama ini saya hanya mengikuti keputusan/aturan dari pimpinan namun kedepan saya akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan dikelas, di kalangan guru, di sekolah, di komunitas dan ditempat terkait. 
  14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat Penting. Setelah mempelajari modul 3.1 saya menjadi berefleksi dilema-dilema dan bujukan moral yang sering dihadapi disekolah selama ini memang nyata dialami oleh seluruh praktisi pendidik Secara pribadi keputusan yang diambil akan mengasah bagaimana nilai-nilai yang melekat pada diri itu tumbuh menjadikan karakter sebagaimana yang dimanatkan oleh nilai-nilai guru penggerak untuk menciptakan juga nilai-nilai profil pelajar pancasila. Sebagai seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan haruslah hati-hati dengan mengesampingkan nilai subjektifitas dan menerapkan paradigma, prisip dan langkah2 pengambilan keputusan yang teruji.
Read more...

Wednesday, February 14, 2018

SAJAK PALSU

0 comments
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu merekapun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di  akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, merekapun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu.
Sebagian menjadi guru, ilmuwan
atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima
palsu. Mereka saksikan
ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.
Dan bank-bank palsu dengan giat menawarkan bonus
dan hadiah-hadiah palsu tapi diam-diam meminjam juga
pinjaman dengan ijin dan surat palsu kepada bank negeri
yang dijaga pejabat-pejabat palsu. Masyarakatpun berniaga
dengan uang palsu yang dijamin devisa palsu. Maka
uang-uang asing menggertak dengan kurs palsu
sehingga semua blingsatan dan terperosok krisis
yang meruntuhkan pemerintahan palsu ke dalam
nasib buruk palsu. Lalu orang-orang palsu
meneriakkan kegembiraan palsu dan mendebatkan
gagasan-gagasan palsu di tengah seminar
dan dialog-dialog palsu menyambut tibanya
demokrasi palsu yang berkibar-kibar begitu nyaring
dan palsu.

1998
(Penting dibaca, dihayati oleh murid-muridku sayang)
sayang, jangan menyontek yaaa
curang itu adik kakak dengan dosa
sayang kan kalau izajah palsu yang tidak berkah dipake buat ngelamar kerja terus gajihnya dimakan sama anak istri. sayaaang bgt tidak berkah seumur hidupnya, segera ditobatinnya.
Read more...

Sunday, December 10, 2017

Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak

1 comments
Assalamualaikum wr.wb.

Salam sejahtera untuk semua pembaca, terimakasih telah mampir di Blog saya, kali ini saya sebagai ibuk-ibuk ingin berbagi menceritakan kembali pengalaman yang saya dapatkan dari mengikuti pembagian rapot anak saya yang diawali dengan seminar parenting tentang pengaruh gadget terhadap perkembangan anak. Narasumber seminar ini adalah dari Lembaga Psikologi Terapan Grahita Indonesia, Terimakasih banyak LPT Grahita Indonesia.

Langsung saja ya
berdasarkan printout

Apa itu Gadget?
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus (Osland, 2013)
Istilah gadget sebagai benda dengan karakteristik unik, memeiliki sebuah unit dengan kinerja yang tinggi dan berhubungan dengan ukuran serta Biaya (Rayner, 1956)

Masih bingung ya bun kalo dari pengertian diatas, saya juga masih bingung hehe
lalu saya searching langsung aja macam macam gadget itu apa aja biar lebih ngeuh.
didapatkanlah misalnya yang dekat dengan kita seperti Laptop, Kamera digital, HandPhone, Tablet dan masih banyak lagi macamnya.

Teknologi digital dan informasi sudah sangat beragam ya bun kita fokuskan aja sama smartphone yang sudah sangat akrab bahkan mungkin tidak mungkin terpisahkan dari genggaman kita, zaman saya dulu SMP kelas 3 baru boleh pegang HP ortu itupun masih yang suaranya cinitnit, kalo sekarang sudah macem-macem smartphone dari mulai Blackberry, Android, Ipad, Iphone, dsb.
bahkan dapat dengan mudah kita temukan dalam genggaman anak-anak SD bahkan balita. Seakan-akan Gadget menjadi berubah peran menjadi sahabat bagi anak-anak.

Contohnya aja anak saya. waktu masih bayi saya memakai gadget untuk memperkenalkan lantunan ayat suci Alquran. itu awalnya, kemudian pas usia delapan bulanan saya lupa lupa ingat, saya kasihkan video baby sensory yang isinya tuh warna warna bentuk bentuk gerak gerak sama ada musik klasiknya, usia satu tahun - 2 tahun video yang biasanya diliat anak saya yaitu upin ipin, dave and ava, pingfong, diy diy an, anak saya suka banget.

padalah menurut beberapa ahli tahapan usia yang tepat pada anak untuk diberikan gadget adalah

anak usia 3-5 tahun = 1 jam/hari itupun dalam pendampingan orangtua
anak usia 4-18 tahun = 2 jam/hari itupun dalam pendampingan orangtua
anak usia 18 tahun keatas = boleh diberikan pribadi asal diberi komitmen terlebih dahulu

jauh banget ya sama kenyataan yang kita lihat sekarang, begitupun yang sala lakukan pada anak saya yang sekarang usianya 2,5 tahun.

pernyataan inipun mengundang pertanyaan salah satu ayah dari peserta seminar dan ibuk mutiara selaku pemateri memaparkan kenapa ko anak 2 tahun tidak boleh diberikan gadget siangkatnyamah organ-organ vitalnya belum siap untuk menerima dampak dari radiasi dan sinar dari gadget itu sendiri karena kalo terlalu sering akan menimbulkan kerusakan terus kebutuhan anak usia 2 tahun kan sebenarnya kebutuhan untuk bergerak seperti diberi rangsangan motorik kasar dan motorik halus justru kasian kalau anak diem aja kurang gerak bisa mengganggu kesehatannya juga.

kenapa anak 3-5 tahun ko dikasi waktu cuman 1 jam.  Gadget juga memiliki banyak hal positifnya makannya boleh diberikan pada usia ini seperti untuk mengenalkan warna, bentuk, musik dan hal lain yang berkaitan dengan akademis atau diberikan game untuk melatih konsentrasi dll. tapi tetap patokannya adalah pada tercapainaya tugas perkembangan anak (guur BK bgt). yaitu kebutuhan psikomotorik, sosialisasi, kepedulian, eksplorasi yang lebih harus memiliki banyak waktu dibandingkan dengan penggunaan gadget.

kenapa anak 6-18 tahun cuman 2 jam/hari. Mungkin dilihat dari konten-konten yang ditampilkan dari gadget itu sendiri yang banyak mengandung unsur pornografinya. seperti iklah sabun, handbody, peninggi badan pembesar payudara yang suka tiba tiba muncul di Handphone. Anak usia seginih dinilai belum bisa menentukan mana yang baik dan yang tidak baik (labil) karena bagian otak yang dinamakan Pre Frontal Cortex (pembeda baik dan tidak baik) masih berkembang dan mudah mengalami kerusakan. Khususnya akibat Pornografi. (bisa dilihat di youtube dengan keyword "kerusakan otak akibat pornografi")


ibuk-ibuk pembelajar yang keceh segitu dulu ya ceritanya, masih ada panjang lagi ceritanya. next tunggu post selanjutnya.
Read more...

Thursday, November 9, 2017

CONTOH FORMAT KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING KELOMPOK

0 comments
 
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GARUT
Bidang Studi Keahlian Bisnis, Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kesehatan
Jalan Cimanuk No. 309 A Telp (0262) 233316 Garut 44151
Email : smkn1garut@ymail.com homepage : smkn 1 garut.sch.id


KEPUASAN KONSELI TERHADAP KONSELING KELOMPOK

Identitas
Nama Konseli                         :
Kelas                           :
Nama Konselor           :

Petunjuk:
1.      Bacalah secara teliti
2.      Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia

No
Aspek yang dinilai
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Kurang Memuaskan
1
Penerimaan guru bimbingan dan konseling terhadap kehadiran anda



2
Waktu yang disediakan untuk konseling kelompok



3
Kesempatan yang diberikan guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik untuk menyampaikan perdapat/ide



4
Kepercayaan anda terhadap guru bimbingan dan konseling dalam layanan konsaeling kelompok



5
Hasil yang diperoleh dari konseling kelompok



6
Kenyamanan dalam pelaksanaan konseling kelompok





                                                                                                            ............................................
Ketua Kelompok






............................................



Read more...

contoh format laporan pelaksanaan layanan konseling kelompok BK SMK

0 comments
 
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GARUT
Bidang Studi Keahlian Bisnis, Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kesehatan
Jalan Cimanuk No. 309 A Telp (0262) 233316 Garut 44151
Email : smkn1garut@ymail.com homepage : smkn 1 garut.sch.id


LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING KELOMPOK
SEMESTER (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN 2017-2018

1
Nama konseli
nfejiwnkwjfduhkwjn
2
Kelas/semester
XI Ankes
3
Hari, tanggal
Senin, 24 Oktober 2017
4
Pertemuan ke-
1
5
Waktu
10.00
6
Tempat
Ruang Bimbingan dan Konseling
7
Pendekatan dan Teknik konseling
Pendekatan Charchuff dan telnik Rational Emotive Theraphy
8
Hasil yang dicapai
-          Konseli dapat berpikir rasional dan tidak mengedepankan emosionalnya
-          Konseli tidak lagi memendam kebencian yang berlebihan
-          Konseli berkomitmen untuk tidak lagi berperilaku negatif seperti menyindir, berteriak-teriak, memarahi dan membicarakan oranglain.


Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Garut

Guru BP/BK






Drs.  Dadang Johar Arifin, MM
NIP. 196411031993031004
Yayu Resti Purwitasari S.Pd
Read more...

contoh RPL konseling kelompok BK SMK

0 comments
 
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 GARUT
Bidang Studi Keahlian Bisnis, Manajemen, Teknologi Informasi, dan Kesehatan
Jalan Cimanuk No. 309 A Telp (0262) 233316 Garut 44151
Email : smkn1garut@ymail.com homepage : smkn 1 garut.sch.id


RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING KELOMPOK
SEMESTER (GANJIL/GENAP) TAHUN PELAJARAN 2017-2018

1
Nama Konseli
jhfkehmsbniufaohnhj
2
Hari/tanggal
Senin, 24 Oktober 2017
3
Pertemuan ke-
1
4
Waktu
10.00
5
Tempat
Ruang Bimbingan dan Konseling
6
Topik permasalahan
Kebencian yang berlebihan
7
Media yang diperlukan :
-

Mengetahui
Kepala SMK Negeri 1 Garut

Guru BP/BK






Drs.  Dadang Johar Arifin, MM
NIP. 196411031993031004
Yayu Resti Purwitasari S.Pd



Read more...