Inilah
bahan saya masuk kelas hari ini
Sebelumnya
saya minta minta maaf mungkin ketika saya memberikan materi bimbingan di kelas
terlihat kurang maksimal, saya bukanlah seorang professional yang sudah sangat
luar biasa dibidangnya, saya disini sedang belajar sebagai seorang yang
professional, saya senang menyebutnya sebagai belajar dan saya sangat menikmati
proses belajar tersebut. Kalian sedang belajar sayapun sedang belajar oleh
karena mari kita saling berbagi dan saling mengisi dari kalian saya akan sangat
belajar banyak.
Ngomong-ngomong
soal belajar, apakah kalian yakin kalau belajar itu adalah sebuah proses? Iya
proses. Lalu hasilnya apa? Hasil dari belajar adalah perubahan perilaku, jika
anda mengaku telah belajar ini dan itu namun tidak ada perubahan perilaku itu
belum dinamakan belajar. Kemudian belajar seperti apa yang akan menghasilkan
perubahan perilaku? Yaitu aktifitas menganal, mencerna dan memaknai apa yang
dipelajari.
Bagi
saya belajar adalah sebuah keajaiban, karena ketika alam semesta ini diciptakan
beserta isinya, tuhan memberikan wewenang seluas-luasnya kepada manusia untuk
mengelola segala isinya. Ketika kita dilahirkan dari rahim orangtua kita kita
seperti kertas berwarna yang siap untuk ditoreh sejarah hidupnya, seperti gelas
kosong yang siap untuk diisi dan seperti lilin yang siap untuk dinyalakan. Yah,
sebuah lilin yang siap untuk dinyalakan karena manusia menyimpan kunci alam
semesta yang dititipkan oleh tuhan. Dan password pertama dan utama adalah Iqra
(ayat pertama yang tuhan turunkan) seruan pertama agar manusia membaca…
belajar…. Kunci ini akan membuka rahasia-rahasia Tuhan, rahasia-rahasia
ilmuNya.. maka belajar bukanlah suatu beban melainkan sebuah keajaiban,
keniscayaan, kekaguman, ungkapan kesyukuran dan jalan untuk mengenal Tuhan,
bukankah kenikmatan hidup itu adalah ketika kita mengenal Tuhan.
Dan
seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan laut (menjadi) tinta,
ditambahkan kepadanya tujuh laut laut (lagi) sesudah (kering)Nya, niscaya tidak
aka nada habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah (ilmu dan hikmatNya). Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha bijaksana (QS. Luqman:31)
Kemudian
untuk apa kita belajar?
Jika
anda tidak mengahsilkan apa-apa dalam belajar, maka cek kembali metode belajar
anda tapi jika anda tidak bergairah dalam belajar, anda harus segera menyadari
mungkin anda tidak memiliki tujuan atau mungkin kehilangan tujuan.
Ini
akan membiacarakan soal tujuan, saya yakin tujuan manusia diciptakan dimuka
bumi ini adalah untuk mengabdi kepada Tuhan, begitupun dengan belajar, belajar
adalah wujud pengabdian kita kepada Tuhan maka tujuan belajar adalah karenaNya
dan mengharap Rido dan berkah dariNya,,
Karena
hilangnya spirit ketuhanan inilah yang membuat banyak
penyelewengan-penyelewengan dalam belajar dan turunnya semangat belajar,
penyelewengan tersebut antara lain menyontek, memalsukan nilai, jual-beli
ijazah, penjokian dll. (naudzubillah) .
saya yakin pelaku tersebut nampak kehilangan tujuan utamanya yaitu tujuan
ketuhanan.. mereka mulai mengambil dunia
sebagai tujuan, menghalalkan segala cara agar memperoleh gelar, uang yang
banyak dalam waktu yang singkat dan cara yang tidak sehat. Jika tujuan
ketuhanan masih dipengang, maka hal tersebut tidak akan terjadi dan proses
belajarpun akan luar biasa hasilnya dan tentunya memperoleh berkah dariNya…
Kadang
tujuan spiritual tidak abstrak dan tergeser oleh tujuan dunia, sebenarnya bukan
itu yang terjadi mereka hanya tidak memiliki tujuan-tujuan kecil untuk mencapai
tujuan besar bukankh untuk mencapai 100 km harus mencapai 10 km dahulu.
Maka
kita harus memiliki tujuan-tujuan kecilnya, tujuan itu adalah kemudahan hidup.
Apakah kalian sadari kita mempelajari computer agar kita menguasainya dan
pekerjaan harian menjadi mudah, kita mempelajari bahasa agar kita lebih mudah
dalam berkomunikasi dll.
Jika
tujuan anda belajar adalah untuk memperoleh nilai yang bagus, maka ketika anda
mendapat nilai yang bagus setelah itu selesai bahkan kadang anda melupakan apa
yang anda pelajari ketika ujian telah berakhir dan ketika anda memperoleh nilai
yang tidak memuaskan serentak anda akan kecewa. Maka cek kembali tujuan anda
belajar..
Namun
kenapa belajr itu sering tidak menyenangkan? Maka anda harus mengecek kembali
bagaimana gaya anda dalam belajar.
Gaya belajar adalah sesuatu yang penting agar proses belajar bisa
menyenangkan dan hasilnyapun memuaskan.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar
berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual
modality).
Pengertian Gaya Belajar dan
Macam-macam Gaya Belajar
1.
VISUAL (Visual Learners)
Gaya
Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan
pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan
penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada
beberapa
karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar
visual ini.
Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran)
secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya,
kedua memiliki
kepekaan yang kuat terhadap warna,
ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik,
keempat memiliki
kesulitan dalam berdialog secara langsung,
kelima terlalu reaktif terhadap suara,
keenam sulit
mengikuti anjuran secara lisan,
ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
a.
Cenderung melihat
sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang
mengajar
b.
Bukan pendengar yang
baik saat berkomunikasi
c.
Saat mendapat petunjuk
untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru
kemudian dia sendiri yang bertindak
d.
Tak suka bicara
didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif
dalam kegiatan
diskusi.
e.
Kurang mampu mengingat
informasi yang diberikan secara lisan
f.
Lebih suka peragaan
daripada penjelasan lisan
g.
Dapat duduk tenang
ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
2.
AUDITORI
(Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya. Karakteristik
model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai
alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar,
baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua
informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara
langsung, ketiga memiliki
kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori
yaitu :
a.
Mampu mengingat dengan baik
penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/
kelas
b.
Pendengar ulung: anak mudah
menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
c.
Cenderung banyak omong
d.
Tak suka membaca dan umumnya
memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa
yang baru saja dibacanya
e.
Kurang cakap dalm
mengerjakan tugas mengarang/ menulis
f.
Senang berdiskusi dan
berkomunikasi dengan orang lain
g.
Kurang tertarik
memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya anak
baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
3.
KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada
beberapa
karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa
melakukannya.
Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima
informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja,
seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus
membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar
Kinestetik yaitu :
a.
Menyentuh segala sesuatu
yang dijumapinya, termasuk saat belajar
b.
Sulit berdiam diri atau
duduk manis, selalu ingin bergerak
c.
Mengerjakan segala sesuatu
yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia
mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
d.
Suka menggunakan objek nyata
sebagai alat bantu belajar
e.
Sulit menguasai hal-hal
abstrak seperti peta, symbol dan lambing
f.
Menyukai praktek/ percobaan
g.
Menyukai permainan dan
aktivitas fisik