A.
Identitas
sekolah
Nama
Sekolah :
SD NEGERI HARAPAN BANDUNG
Alamat
Sekolah : Jl. Pak Gatot VI KPAD
Gegerkalong Bandung
Visi Sekolah
: Hidup percaya diri, selamat dengan penuh
amanah, patuh pada peraturan
Kelas
praktek : V-B
B.
Deskripsi
pelaksanaan
Materi
potret diri yang diberikan kepada siswa kelas V-B SDN Harapan menggunakan
pendekatan layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan di kelas, siswa
dikelompokan menjadi empat kelompok sesuai dengan barisan tempat duduk. Rencana
waktu palaksanaan adalah 45 menit, 5 menit untuk pembukaan dan ice breaking, 5 menit untuk pengisian
kelebihan dan kekurangan diri menurut diri sendiri, 20 menit untuk pengisian
kelebihan dan kekurangan diri menurut oranglain dan 15 menit untuk refleksi.
Pada
pelaksanaannya praktikan ditemani oleh wali kelas yang ikut memperhatikan
jalannya layanan, meski ada wali kelasnya yang memperhatikan tetap saja
anak-anaknya sulit untuk dikondisikan kemudian praktikan berinisiatif
memberikan ice breaking sebelum
materi layanan diberikan dan pada saat siswa gaduh sehingga suasana dapat
segera dikendalikan dan siswa kembali fokus memerhatikan setiap arahan dari
praktikan.
Sebelum
lembar pengisian “potret diri” dibagikan, praktikan menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari permaian sementara aturan permainan di beriatahukan secara bertahap
mengikuti setiap proses yang akan dilalui siswa selama permainan berlangsung.
Instruksi
pertama adalah siswa tidak boleh dulu membuka lembar pengisian “potret diri”
sebelum semuanya mendapatkannya, hal ini bertujuan agar siswa tetap terkondisikan.
Setelah semua meja siswa terdapat lembar pengsian “potret diri” maka praktikan
memberi arahan kepada siswa agar membuka lembar pengisian tersebut, berikut
adalah contoh lembar pengisian yang diberikan kepada siswa.
No
|
Kelebihan
diri menurut diri sendiri
|
Kelebihan
diri menurut teman
|
1
|
|
|
2
|
|
|
3
|
|
|
Dst
|
|
|
No
|
Kekurangan
diri menurut diri sendiri
|
Kekurangan
diri menurut teman
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
3.
|
|
|
Dst
|
|
|
Kemudian
praktikan menjelaskan peraturan yang kedua, peraturan kedua adalah siswa
diminta untuk mengisi kolom “kelebihan diri menurut diri sendiri dan kekurangan
diri menurut diri sendiri” dengan jujur. Rata-rata semua siswa terlihat
kebingungan dan sebagian bertanya “ini digimanain bu?” siswa terlihat tidak
memahami instruksi yang diberikan oleh praktikan entah itu karena instruksi
tidak jelas atau siswa memang bingung karena biasanya mengerjakan bentuk
soal-soal multiple choice atau essay
sekarang mereka dihadapkan dengan bentuk/format isian yang berbeda sehingga
siswa menajdi ragu untuk mengisi lembar isian “potret diri”. Siswa akan lebih
paham dan dapat mengikuti intruksi dengan benar ketika praktikan menjelaskan
instruksi permainan disertai dengan contoh, baik itu contoh cara pengisian
maupun contoh hal apa saja yang harus diisi pada tiap kolom, seperti itulah
yang dilakukan oleh praktikan selama berada di kelas.
Sebagian
besar siswa tidak dapat mengetahui langsung apa yang menjadi kelebihannya dan
kekurangannya, setelah praktikan memberikan beberapa contoh sebagai stimulus agar siswa dapat mengingat prilaku
apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangannya pemikiran mereka menjadi
lebih berkembang dan mereka lebih paham apa yang harus di tulis pada tiap
kolom.
Waktu
yang direncakan untuk mengisis kolom kelebihan dan kekurangan menurut diri
sendiri adalah 5 menit namun pada pelaksanaannya waktu lima menit sangat tidak
mencukupi karena hal-hal yang telah disebutkan diatas, siswa terlihat lebih
mudah untuk mengisi kelebihan menurut diri sendiri dibandingkan dengan
kekurangan menurut diri sendiri, entah itu karena mereka memang lebih mengenal
kelebihan dibandingkan dengan kekurangannya hal ini berarti mereka memiliki
konsep diri yang positif, atau karena dalam lembar pengisian kolom kelebihan
menurut diri sendiri berada paling atas sehingga siswa lebih fokus untuk
menuliskan itu terlebih dahulu dan ketika waktu pengisian akan habis mereka
terburu-terburu mengisi sehingga mereka malah menjadi terlihat bingung untuk
menulis.
Kekurangannya
adalah praktikan tidak lebih rinci lagi mengarahkan tahapan demi tahapan pengisian
misal sebaiknya “silahkan semua adik-adik untuk mengisi kolom kelebihan menurut
diri sendiri terlebih dahulu bersama-sama” kemudian setelah waktu habis
praktikan kembali memberi arahan “sekarang silahkan adik-adik untuk mengisis
kolom kekurangan menurut diri sendiri bersama-sama”. Sehingga praktikan dapat
lebih mengamati apakah siswa lebih banyak mengisi kolom kelebihan atau
kelemahan melalui pembagian waktu yang sama ketika siswa menuliskannya.
Instruksi
ke tiga adalah siswa diminta untuk menukarkan lembar isian “potret diri” kepada
teman sebangkunya. Praktikan tidak langsung memberikan intruksi agar semua
lembar isian di kelilingkan kepada teman satu barisnya karena jika praktikan
langsung memberikan instruksi tersebut, anak akan kaget dan situasi akan sulit
untuk dikondisikan, dengan menukarkan terlebih dahulu dengan teman sebangkunya
anak tidak terlalu kaget dan dapat mengisi kolom kelebihan dan kekurangan
menurut teman dengan lancar. Sebagian besar siswa masih tidak mengerti apa yang
di arahkan oleh praktikan, siswa terlihat bingung tentang apa yang harus mereka
isi namun setelah praktikan memberikan arahan dengan lebih operational lagi
disertai dengan contoh maka siswa mulai memahami apa yang harus mereka tulis,
suasana menjadi tidak terkendali ketika siswa harus mengelilingkan lembar
pengisian, mereka kebingungan dan tidak memiliki inisiatif untuk memberikan
lembar pengisian yang mereka dapat kepada teman lainnya yang belum dapat, siswa
cenderung menunggu praktikan yang mengelilingkannya. Siswa terlihat ragu dan
takut dalam melaksanakan instruksi dari praktikan.
Ketika
pada sesi pengisian oleh teman, kondisi kelas menjadi tidak terkendali siswa
terlihat penasaran dengan apa yang dituliskan oleh teman-teman mereka sehingga
siswa banyak yang keluar dari tempat duduknya bahkan ada sebagian siswa yang
meniru apa yang ditulis oleh temannya yang penting dia dapat mengisi, ada juga
siswa yang tidak mengelilingkan lembar pengisiannya karena malu dan ada satu
baris siswa yang tidak bergerak karena menunggu lembar pengisiannya
dikelilingkan oleh praktikan. Alokasi waktu pada tahapan ini tidak mencukupi
sama seperti tahapan sebelumnya.
Setelah
waktu pengisian habis, siswa diminta untuk memberikan lembar isian yang mereka
pegang kepada pemiliknya, kondisi kelas menjadi lebih tidak terkendali lagi
ketika siswa telah memegang kembali lembar isian yang mereka miliki,
bermacam-macam ekspresi yang terlihat dari raut wajah siswa ketika mereka
sedang membaca lembar isian yang telah diisi oleh temannya. Kebanyakan dari
siswa memperlihatkan wajah riang gembira, ada juga yang terlihat kesal, ada
yang tersipu malu dan ada juga yang hanya diam saja.
Tahap
terakhir dari kegiatan ini adalah tahapan refleksi, ketika siswa ditanya
perasaannya setelah melakukan kegiatan ini kebanyakan dari siswa merasa senang
dan mereka berebutan untuk memberikan komentarnya didepan kelas, komentar dari
salah satu siswa yang bernama Chandra adalah “senang, karena teman-temannya
pada baik-baik”. Siswa terlihat bergembira ketika praktikan memberikan motivasi
bahwa semua siswa di kelas V-B adalah siswa yang baik hal ini bukan menurut
praktikan atau guru namun menurut teman-teman mereka sendiri.
C.
Gambaran
Profil Siswa
Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap profil siswa pada saat kegiatan bimbingan kelompok
dengan materi “potret diri” berlangsung dari awal sampai akhir, praktikan dapat
memberikan gambaran profil siswa kelas V-B sebagai berikut :
1. Berdasarkan
konten materi kegiatan
Sebagian besar siswa sangat menyenangi
aktifitas ini karena mereka lebih banyak mendapatkan komentar yang positif
(kelebihan) dibandingkan dengan komentar negatif (kekurangan).
Sebagian siswa merasa tidak senang
karena mereka tidak percaya diri atau malu ketika mereka harus mengelilingkan
lembar isian tentang kelebihan dan kekurangannya. Sebagian siswa yang lain
bersikap datar.
2. Berdasarkan
konsep diri
Hampir semua siswa lebih banyak
menuliskan kelebihan dibandingkan dengan kelemahan hal ini berarti mereka
cenderung memiliki konsep diri yang positif.
0 comments:
Post a Comment