Trait and factor
(sifat dan faktor) merupakan satu dari keseluruhan orientasi dalam proses
psikologi vokasional untuk menggambarkan dan menjelaskan pembuatan keputusan
karir berdasarkan kesesuaian individu dengan pekerjaan. Trait merupakan suatu
ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku,
seperti inteligensi (berpikir), iba hati (berperasaan), dan agresif
(berperilaku). Ciri-ciri itu dianggap sebagai suatu dimensi kepribadian, yang masing-masing
membentuk suatu kontinum atau skala yang terentang dari sangat tinggi sampai
sangat rendah. Ciri-ciri itu diandalkan dan dapat diketahui melalui berbagai
tes psikologis. Ciri-ciri dasar yang mereka temukan disebut factor. Teori
Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak dari hasil
testing, psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan alat
tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai
ciri-ciri atau dimensi/aspek kepribadian tertentu.
Menurut parson
(1909) model konseling trait and factor lebih menekankan pada tiga hal, meliputi
:
1. Individu;
pendekatan konseling ini harus memperhatikan karakteristik individu yang hendak
dilayani, tentang bakat, minat, intellegensi dan faktor-faktor lain
2. Pekerjaan;
pemahaman tentang dunia kerja yang harus didalami konselor sebagai pentransfer
informasi jabatan
3. Hubungan
antar keduanya; konseling ini adalah bagaimana menghubungkan antara ciri
individu dengan pekerjaan apa yang tepat bagi individu sesuai dengan bakat,
minat dan intellegensinya
Williamson
(1939b) dalam diagnosis membaginya kedalam empat kategori konseli diantaranya :
1. No
choice (tidak ada pilihan), konseli tidak mampu menyebutkan bidang pekerjaan
yang akan dipilihnya
2. Uncertain
choice (ketidakpastian pilihan), konseli yang ragu atas pilihan karir yang
telah ada di pikirannya
3. Unwise
choice (pilihan tidak bijaksana), konseli memilih karir yang tidak sesuai
dengan bakat dan minatnya
4. Discrepancy
between interest and aptitudes (ketidak sesuaian anatara minat dan bakat)
konseli yang memiliki bidang pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan bakat
konseli, pekerjaan yang diminati tidak sesuai dengan tingkat kemampuan konseli,
bakat dan minat cocok, tetapi tidak sesuai dengan pekerjaan yang dipilih
Proses konseling
ini terbagi atas lima tahapan diantaranya :
1. Analisis;
Merupakan tahapan kegiatan yang terdiri dari
pengumpulan data dan informasi konseli.
2. Sintesis;
Merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data
dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukan bakat konseli,
kelemahan serta kekuatanya, dan kemampuan penyesuaian diri.
3. Diagnosis;
Sebenarnya merupakan langkah pertama dalam bimbingan
dan hendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang dapat mengarahkan kepada
permasalahan, sebab-sebabnya, serta sifat-sifat konseli yang relevan dan
berpengaruh kepada proses penyesuaian diri.
Menentukan sebab-sebab, yang mencakup perhatian
hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dpat menerangkan
sebab-sebab gejala. Prognosis, misal diagnosisnya kurang cerdas, prognosisnya menjadi kurang
cerdas untuk pengerjaan sekolah yang sulit, sehingga mungkin sekali gagal kalau
ingin belajar menjadi dokter. dengan demikian konselor bertanggung jawab dan
membantu konseli untuk mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab untuk
dirinya sendiri, yang berarti ia mampu dan mengerti secara logis, tetapi secara
emosional belum mau menerima.
4. Konseling;
Merupakan hubungan membantu konseli untuk menemukan
sumber diri sendiri maupun sumber diluar dirinya dalam upaya mencapai
perkembangan dan penyesuaian optimal, sesuai dengan kemampuanya.
5. Treatment/evaluasi;
Tindak Lanjut mencakup bantuan kepada konseli
dalam menghadapi maslaah baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya
sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan harus
disesuaikan dengan individualitas konseli
Sedangkan
metodenya adalah melaui tenkik-teknik sebagai berikut diantaranya adalah
wawancara, prosedur interpretasi tes dan menggunakan informasi
jabatan/pekerjaan yang selanjutnya akan disusun untuk membantu menyelesaikan
masalah konseli, dan membantu dalam membuat keputusan karir
1. Teknik
wawancara
a. Establishing
rappot (menciptakan hubungan baik)
b. Cultivating
self understanding (mengolah pemahaman diri)
c. Advising
or planning a program of action (mempertimbangkan atau merencanakan program
pelaksanaan)
d. Carrying
out the plan (pelaksanaan rencana)
e. Referal
(pengalih tangan)
Prinsip
wawancara konseling trait and factor
a. Jangan
menceramahi atau mematahkan semangat konseli
b. Gunakan
bahasa yang mudah dipahami dan batasilah informasi yang akan diberikan pada
konseli untuk mencari dan berupaya dengan kemampuan yang dimilikinya
c. Yakinkan
bahwa kita tahu tentang apa yang konseli ingin bicarakan sebelum memberikan
informasi atau jawaban
d. Yakinkan
bahwa sikap konseli bisa dijadikan pegangan untuk membantu pemecahan masalah
2. Interpretasi
tes
a. Mengarahkan
atau menasehatkan (direct advising)
b. Persuasi
(persuasion)
c. Penjelasan
(explanation)
3. Informasi
pekerjaan (Brayfield: 1950)
a. Informasi
b. Penyesuaian
kembali
c. Motivasi
Exploration
(Eksplorasi). Konselor menggunakan informasi pekerjaan untuk membantu konseli
membuat penelitian yang baik terhadap dunia kerja dari bidang pekerjaan
tersebut.
Assurance
(Keyakinan). Konselor menggunakan informasi pekerjaan untuk meyakinkan konseli
pilihan pekerjaannya cocok atau menghilangkan yang tidak cocok.
Evaluation
(Evaluasi). Konselor menggunakan informasi pekerjaan untuk memeriksa keyakinan
dan kesinambungan pengetahuan dari konseli tersebut dan pemahamannya dari
pekerjaan tersebut atau sejenis.
Startle
(mengejutkan). Konselor menggunakan informasi pekerjaan Untuk memeriksa apakah
konseli menunjukkan tanda-tanda yakin atau tidak setelah melalui beberapa hal.
Trait
and Factor memiliki tujuan untuk mengajak siswa (konseling) untuk berfikir
mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat
keluar dari masalah yang dihadapinya. TF dimaksudkan agar siswa mengalami:
1.
Self-Clarification / Klarifikasi diri
- Self-Understanding / Pemahaman diri
- Self-Acceptance / Penerimaan diri
- Self-Direction / Pengarahan diri
- Sel-Actualization / Aktualisasi diri
Karakteristik Konseli
trait and factor
Pendekatan
ini dapat digunakan terhadap semua kasus yang mengandung unsur-unsur sebagai
berikut: termasuk ragam konseling jabatan atau konseling akademik (konseling
karier), di mana konseli menghadapi keharusan untuk memilih di antara beberapa
alternatif, konseli telah menyelesaikan minimal jenjang pendidikan SMP dan
sudah mulai tampak stabil dalam berbagai ciri kepribadian, konseli tidak
menunjukkan kelemahan serius dalam beberapa segi kepribadiannya, misalnya
selalu ragu-ragu dalam keputusan tentang apa pun juga atau sangat dikuasai oleh
alam perasaannya sendiri.
0 comments:
Post a Comment