Pages

 

Sunday, April 10, 2011

Dari mahluk individual menjadi mahluk sosial

0 comments


Dari awal kuliah sampai saat ini, saya bersama teman saya berada dalam satu kamar kost. Ketika mengingat perjalanan sampai saat ini yang terbayang yaitu wajah-wajah dan perilaku-perilaku kami yang penuh dengan kepolosan. Banyak dinamika yang terjadi di dalam tubuh persahabatan kami. Awalnya interaksi kami penuh dengan keambiguan dan keheningan hanya sebatas saling sapa, dan membahas hal-hal yang umum.
Semakin kesini perilaku individual semakin terlihat, saya yang selalu ingin mengatur dan keras kepala, intinya saya sangat manja dan saya tidak terlalu memahami lingkungan dikosan,. Teman saya yang selalu sibuk dengan kuliah dan organisasinya sehingga kami tidak terlalu waktu untuk berdiskusi dan mengurusi kamar kosan, benar-benar sangat cuek, Kami hanya disibukkan dengan tugas dan interaksi dengan teman lama di Handphone dan di jejaring sosial
Dari hal seperti itu terjadi storming banyak sekali persepsi-persepsi yang negative terhadap satu sama lain dibandingkan persepsi positive hingga menimbulkan rasa saling curiga, saling berkompetisi memperlihatkan keunggulan masing-masing.
Namun sekian lama kita bersama kita menjadi sering berdiskusi, dan keakraban diawali dengan terdapatnya beberapa persamaan antara kami, persamaan-persamaan itu yang mengikat kami sehingga semakin kesini kami semakin nyaman hidup dalam satu kamar kost. Saya yakin ini bukan kebetulan namun ini rencana Allah yang sangat luar biasa, dari awal kami lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan merasa diri hebat tidak peduli dia, namun rasa saling memahami dan penerimaan justru ada setelah melalui tahapan dimana kami merasa tidak nyaman bersama, merasa tertekan, dan merasa curiga.
Rasa saling memahami dan menerima kelebihan. kekurangan teman menjadi modal bagi kami untuk terus bersama mengukir kenangan yang bukan hanya sebatas kenangan saja, namun sesuatu yang bisa membanggakan orangtua dan oranglain.

0 comments:

Post a Comment